Monday, November 22, 2010

Harry Potter: the Deathly Hollows - menyihir untuk terakhir kalinya

Film Terbaru Harry Potter sekaligus Seri Film Terakhir Harry Potter ini akan menjadi dua bagian yaitu Harry Potter and The Deathly Hallows Part I yang sudah kamu bisa saksikan dan Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 akan keluar bulan Juli tahun depan. Film seri terakhir ini pun menjadi favorit J. K. Rowling dan tentunya akan menjadi favorit para pecinta Harry Potter.

Film dimulai dengan Hermione yang menghapus ingatan orang tuanya tentang dirinya dan meninggalkan rumah. Adegan ini tidak terdapat dalam buku namun ditambahkan oleh Steve Kloves dan Dave Yates, penulis naskah film Harry Potter and The Deathly Hallows, agar penonton melihat pengorbanan Hermione dan Ron untuk menjadi teman Harry. Sebuah hal yang sebelumnya tidak begitu ditampilkan.

Akan banyak karakter yang mati atau terluka, it’s a war after all. Bagi kamu yang kurang ingat perjalanan Harry Potter di Harry Potter and the Half Blood Prince, Harry bersama Professor Dumbledore mencari Horcrux, bagian dari jiwa Voldemort yang dibagi menjadi tujuh namun gagal dan berakhir dengan kematian Professor Dumbledore. Film terakhir ini akan menceritakan bagaimana Harry, Ron dan Hermione mencari Horcrux yang tersisa dan menghancurkannya di bawah kejaran Voldermort dan Death Eaters.

Ketegangan muncul sejak awal, perang besar antara pendukung Voldemort dengan Harry Potter dan kawan-kawannya terasa sangat intens sepanjang film. Bagi kamu yang telah membaca bukunya pasti tahu emosi dan ketegangan petualangan Harry Potter bersama Ron dan Hermione ini.

Tentunya tidak sabar ya untuk melihat kelanjutan part 2 yang rencananya dibuat dalam format 3D (yang part 1 batal karena hasilnya dirasa kurang maksimal, oleh karena itu pihak Warner Bros memutuskan untuk focus di part 2).

Selamat ber-adventure bersama dengan petualangan Harry Potter yang sudah menyihir kita selama lebih dari 1 dekade ini.

(dari berbagai sumber)

Friday, November 05, 2010

Selamat jalan papaku tersayang...'till we meet again di rumah Bapa.

Sudah genap 1 bulan papa tidak bersama dengan keluarga...rasa rindu masih ada melekat dalam dada.. selalu terkenang kebersamaan kami, suka dan duka. Papa doakan kami juga ya supaya kuat melewati kehidupan ini. Kehidupan tetap harus berjalan, kita yang hidup masih harus berjuang.

Kami sekeluarga juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya buat semua pihak yang telah membantu keluarga kami semasa papa masih hidup, kematiannya hingga detik ini yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu but you guys will always in our minds. Tuhan kiranya memberkati kalian semua selalu.



Seandainya saya Gubernur DKI

Saya berandai-andai menjadi Gubernur DKI karena geregetan melihat kemacetan yang luar biasa dan banjir tidak terkendali di DKI. Sudah tentu saya sebelumnya mohon maaf kepada sahabat saya, Gubernur Fauzi Bowo, orang baik dengan tanggung jawab yang sangat kompleks.

Saya terpaksa berandai-andai karena kelihatannya tidak ada solusi dan harapan untuk menyelesaikan masalah kemacetan dan banjir. Bangsa yang tidak memiliki harapan adalah bangsa yang mandek, tidak memiliki kreativitas, dan akhirnya terperosok menjadi bangsa yang terus-menerus bermasalah.

Saya sendiri bukan ahli tata kota, tetapi sulit membayangkan bahwa hanya dengan memindahkan Ibu Kota, masalah kemacetan dan kesemrawutan Jakarta akan berkurang. Sekitar 20 persen lalu lintas kendaraan dari dan ke Jakarta terkait dengan kegiatan Pelabuhan Tanjung Priok. Adalah lebih bermanfaat untuk memindahkan kegiatan pelabuhan utama Republik Indonesia itu ke lokasi di Provinsi Banten sehingga tekanan kemacetan lalu lintas di Jakarta berkurang. Realokasi kegiatan pelabuhan tersebut juga akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya bongkar muat barang. Dengan total penduduk Jabotabek sebanyak 28 juta, kebutuhan terhadap transportasi publik yang memadai harus menjadi prioritas utama. Bukan sesuatu hal yang terlalu sulit untuk melakukan restrukturisasi finansial dan penyelesaian proyek monorel secepat mungkin. Program pembangunan jaringan subway, di atas atau di bawah tanah, tidak hanya ke pusat kota tetapi lingkar-lingkar luar kota, harus dipercepat dan diperluas lebih agresif. Bayangkan jumlah pekerjaan yang dapat diciptakan, langsung ataupun tidak langsung.

Untuk memacu birokrasi, Bang Ali Sadikin pernah bercerita bahwa dia selalu memotong anggaran yang diajukan 30-50 persen dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek setengah dari waktu yang direncanakan oleh birokrat bawahannya. Dan ternyata bisa tuh...! Kondisi keuangan DKI zaman Gubernur Ali Sadikin tahun 1970-an sangat minim, tetapi fasilitas dan infrastruktur publik yang dibangun sangat banyak dan beragam. Saat ini DKI sangat kaya, tetapi fasilitas dan infrastruktur publik yang dibangun sangat minim.

Transportasi Publik

ada tingkat nasional, prioritas pembangunan transportasi harus lebih mengutamakan jaringan transportasi publik, bukan hanya untuk transportasi pribadi. China saat ini memiliki jaringan rel kereta api total 86.000 kilometer dan akan bertambah menjadi

110.000 kilometer, termasuk 16.000 kilometer jalur kereta api berkecepatan tinggi. India memiliki jaringan rel kereta api total 63.000 kilometer. Kedua negara tersebut memberikan prioritas utama pada jaringan rel karena kereta api merupakan sarana transportasi rakyat dan barang yang paling murah. Indonesia memiliki jaringan kereta api total 6.800 kilometer, dan yang berfungsi hanya 4.600 kilometer. Bayangkan kalau kita membangun jalur kereta api di seluruh pulau-pulau besar Indonesia. Rakyat akan sangat bergembira, ongkos kirim barang pertanian, perkebunan, pertambangan akan sangat murah dan jutaan pekerjaan akan tercipta.

Untuk solusi sementara, bisa mencontoh negara lain, dengan hanya mengizinkan mobil pribadi bernomor ganjil pada hari Senin, nomor genap pada hari Selasa, dan seterusnya. Memang sekelompok orang kaya akan memiliki mobil bernomor genap dan ganjil. Namun, jika kebijakan ini diterapkan, paling tidak jumlah kendaraan di jalanan setiap hari akan berkurang sekitar 35 persen. Sudah tentu, Pemprov DKI bersama swasta harus menyediakan lebih banyak busway, bus-bus baru yang nyaman untuk publik. Solusi ini hanya bersifat temporer, sementara Pemprov DKI membangun secepatnya jaringan monorel dan subway.

Solusi temporer lain adalah dengan mengubah awal jam kerja pegawai negeri dan swasta serta jadwal sekolah anak-anak SD sampai SMA sehingga kepadatan lalu lintas berkurang. Seorang teman menghitung, curah hujan di Jakarta pada 25 Oktober sangat tinggi, mencapai 110 mm (110 L/m), rakyat Jakarta menerima air hujan bersih gratis dari Tuhan Yang Maha Esa sebanyak 72 juta m, atau senilai Rp 500 miliar (asumsi air bersih Rp 7.000/m).

Bayangkan rahmat yang sedemikian besarnya justru menjadi sumber malapetaka dan langsung terbuang ke laut. Seandainya Pemprov DKI mengharuskan setiap tanah dan bangunan seluas 100 m wajib membangun sumur resapan, anugerah Tuhan tersebut justru akan menjadi berkah karena sebagian besar akan masuk menjadi air tanah dan menjadi cadangan air ketika musim kering. Sudah tentu, sungai-sungai dan kali-kali di Jabotabek harus dikeruk dan diperbaiki, dan perlu dibangun jaringan kanal dan bendungan untuk memanfaatkan air hujan semaksimal mungkin. Perlu dicatat bahwa sebagian besar daerah di Australia menggantungkan sumber airnya dari air hujan yang sangat jarang turun dengan curah hujan yang sangat rendah.

taken from several sources

Thursday, November 04, 2010

Seputar Isu Badai Matahari 2012

Badai Matahari 2012 yang Mengerikan seperti apa badai matahari yang mengerikan ini...

Ketika solar minimum terjadi, bintik matahari menghilang dan lidah-lidah api matahari lenyap. Matahari tiba-tiba menjadi sangat tenang, sama seperti suasana tenang yang biasa muncul sebelum badai besar melanda.

Tahun lalu, isu kiamat 2012 yang dikaitkan dengan kalender Maya dan badai matahari menjadi salah satu topik terhangat yang dibicarakan oleh banyak orang. Isu itu mulai mereda ketika banyak ilmuwan, termasuk dari NASA sendiri, mengeluarkan pernyataan yang menolak spekulasi kiamat akibat badai matahari di tahun 2012. Namun, pada bulan Agustus 2010 ini, sebuah jurnal penelitian dari seorang astronom Australia bernama David Reneke kembali mengangkat isu ini. Tiba-tiba, isu badai matahari dan 2012 kembali menjadi isu panas di bulan ini. Haruskah kita kuatir?

Beberapa marketer hari kiamat percaya kalau tahun 2012, badai matahari super akan memanggang bumi dan seisinya. Ini berarti kiamat total bagi bumi seperti yang digambarkan dalam film Knowing. Walaupun prediksi ini dibantah oleh para ilmuwan, termasuk NASA sendiri, namun paling tidak semua sepakat kalau badai matahari yang akan datang kemungkinan bisa membawa kerusakan atas jaringan komunikasi di seluruh dunia.

Kerusakan masif atas sistem telekomunikasi seperti itu sudah pernah terjadi pada tahun 1859 saat terjadinya peristiwa yang dikenal dengan sebutan Carrington event.

Carrington Event

Pada tanggal 1 September 1859, Richard Carrington, astronom matahari kenamaan Inggris yang saat itu baru berusia 33 tahun, sedang berada di observatoriumnya sambil melakukan pengamatan.

Seperti biasanya, Carrington mengamati matahari lewat citra proyeksi pada sebuah layar yang dihasilkan oleh teleskopnya. Dengan teliti ia menggambar bintik matahari yang terlihat.

Tiba-tiba, di hadapan matanya, ia melihat dua titik cahaya putih menyilaukan yang yang muncul di atas bintik hitam matahari. Titik cahaya itu terlihat semakin intens dan segera berubah bentuk menjadi seperti bentuk ginjal.

“Dengan segera saya berlari untuk memanggil orang lain agar turut menyaksikannya. Ketika saya kembali 60 detik kemudian, saya terkejut karena titik itu telah berubah bentuk.”

Pemandangan itu hanya berlangsung selama 5 menit. Namun apa yang diakibatkannya terhadap planet bumi akan selalu dikenang sebagai salah satu peristiwa astronomi paling menakjubkan (atau menakutkan) yang pernah terjadi.

Apa yang dilihat Carrington adalah lidah api putih matahari (White solar flare) yang muncul akibat ledakan magnetik matahari. Ledakan ini tidak hanya menghasilkan cahaya yang terlihat oleh mata, namun juga menghasilkan awan partikel super raksasa yang mengeluarkan pusaran magnetik yang dikenal dengan sebutan Coronal Mass Ejection (CME).

CME yang tercipta itu bergerak langsung menuju bumi dan tiba hanya dalam tempo 18 jam. Ini cukup luar biasa, mengingat pada umumnya perjalanan itu akan ditempuh dalam waktu 3 atau 4 hari. Ketika CME itu menghantam bumi, medan magnet yang menyelubungi bumi menjadi terganggu sehingga menciptakan Badai Geomagnetik terbesar yang pernah tercatat di dalam sejarah.

Langit di atas bumi segera dipenuhi dengan Aurora berwarna merah, hijau dan ungu. Cahaya-cahaya itu begitu luar biasa sehingga malam yang gelap terlihat terang benderang seperti siang hari. Luar biasanya, aurora itu bahkan bisa terlihat di wilayah-wilayah tropis seperti Kuba, Bahama, Jamaika dan Hawaii.

Namun, efeknya tidak hanya sampai disitu. Pertunjukan aurora yang indah itu ternyata disertai oleh kerusakan besar pada sistem komunikasi di Eropa dan Amerika.

Tiba-tiba, seluruh sistem telegraf mengalami kekacauan. Percikan api terlihat di mesin-mesin telegraf sehingga mengejutkan operator yang sedang bertugas. Bahkan ketika batere telegraf diputus, arus listrik yang dipicu oleh aurora membuat mesin-mesin tersebut masih bisa mengirimkan pesan.

Peristiwa ini memberikan pengertian baru kepada para astronom mengenai aktifitas matahari dan dampaknya atas kehidupan manusia.

Dalam tempo 2 atau 3 tahun lagi, ada kemungkinan kalau kita bisa menghadapi masalah serupa. Peringatan inilah yang baru-baru ini diberikan oleh David Reneke yang menerbitkan prediksinya dalam Jurnal Australasian Science.

Sekilas mengenai Badai Matahari

Ada banyak kesalahpahaman mengenai fenomena badai matahari ini. Bagi yang tidak mengerti, badai matahari sering dianggap sebagai peristiwa luar biasa yang sangat langka. Padahal tidak demikian adanya.

Matahari mengalami siklus rata-rata 11 tahunan (antara 9-14 tahun) yang bermula dari periode aktifitas rendah, yang disebut Solar Minimum, hingga periode dimana aktifitasnya meningkat, yang disebut Solar Maksimum. Solar maksimum terakhir terjadi pada tahun 2000.

Dengan demikian, badai matahari sesungguhnya bukan peristiwa aneh yang langka. Fenemena ini adalah bagian yang normal dari siklus kehidupan matahari.

Selama periode solar maksimum, muncul Bintik Matahari (sunspot), yaitu titik gelap di permukaan matahari yang disebabkan oleh garismedan magnet yang menerobos permukaan matahari.

Karena matahari bukan objek padat seperti bumi, bagian-bagian yang berbeda dari matahari berotasi dengan kecepatan yang berbeda juga. Ini akan menyebabkan garismedan magnetiknya menjadi kacau balau hingga menyebabkan terbentuknya Solar Flare (Lidah api matahari) yang kadang disertai dengan Coronal Mass Ejection (CME).

Peristiwa inilah yang sering disebut dengan istilah Solar Storm atau Badai Matahari.

Jika CME tersebut bergerak menuju bumi, partikel yang dibawanya akan menghantam magnetosphere bumi yang kemudian akan menciptakan aurora.

Prediksi David Reneke

Kembali kepada prediksi Reneke, menurutnya, badai matahari yang akan terjadi pada tahun 2012 memiliki potensi untuk menghantam bumi dengan kekuatan setara 100 juta bom atom hidrogen. Kekuatan ini dipastikan akan menghancurkan seluruh sistem satelit di seluruh dunia yang dikuatirkan akan membawa bumi kembali ke zaman batu.

Tentu saja prediksi ini bukan sesuatu yang baru karena peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, yang dikuatirkan oleh Reneke adalah potensi kekuatannya.

“Umumnya, para astronom sepakat kalau solar maksimum yang akan datang akan menjadi yang paling kuat dalam 100 tahun terakhir.” Kata Reneke.

“Sebagian percaya kalau peristiwa ini akan mempengaruhi perusahaan penerbangan, perusahaan telekomunikasi dan siapapun yang bekerja dengan sistem GPS modern. Badai ini mampu mematikan satelit yang sedang mengorbit.” Tambahnya.

Lalu bagaimana tanggapan astronom lainnya?

NASA sendiri tidak terlalu mengkuatirkan peristiwa ini, namun mereka memang telah mengantisipasi badai ini sejak tahun 2006. Mereka juga memperkirakan kalau badai ini mampu mempengaruhi pembangkit listrik di berbagai tempat sehingga bukan hanya industri telekomunikasi atau penerbangan yang terganggu, melainkan juga industri lainnya seperti perbankan dan yang berkaitan dengannya.

Badai itu diperkirakan akan terjadi pada tahun 2012 akhir. Namun mereka pun mengakui kalau tidak akan ada yang pernah bisa tahu pasti berapa besar efek kerusakan yang bisa ditimbulkannya.

National Academy of Sciences Amerika pernah memperkirakan kalau kerusakan yang mungkin terjadi bisa membawa kerugian sekitar 1 hingga 2 triliun dolar Amerika dan membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk pulih sepenuhnya.

Badai matahari dalam skala yang cukup besar pernah terjadi juga pada tahun 1989 dan menyebabkan blackout di seluruh Quebec, Kanada. Pada badai matahari tahun 2003, Swedia dan Afrika Selatan juga mengalami nasib serupa.

Lalu, sebuah pertanyaan sederhana yang sering ditanyakan oleh banyak orang. Jika benar badai matahari super terjadi pada tahun 2012, apakah badai itu akan menghasilkan lidah api yang bisa menghanguskan seluruh bumi dan seisinya seperti di film Knowing?

Jawabannya adalah: Tidak!

Apa yang akan terjadi?

Walaupun terdengar begitu chaos, sesungguhnya manusia dan makhluk hidup lainnya terlindung dengan aman di bumi. Pada saat terjadinya badai-badai matahari sebelumnya, makhluk hidup di bumi sama sekali tidak terpengaruh. Namun, teknologi yang kita miliki memang rentan terhadap fenomena ini.

Sama seperti yang terjadi pada tahun 1859, atau tahun ketika Quebec, Swedia dan Afrika Selatan dibuat blackout, badai matahari yang akan datang bisa merontokkan sistem komunikasi kita.

Mengingat sangat tergantungnya infrastruktur kita terhadap jaringan telekomunikasi, maka peristiwa lumpuhnya telekomunikasi mungkin akan membawa kelumpuhan pada sistem lainnya, seperti keuangan dan transportasi.

Sebuah semburan badai matahari yang kuat bisa membawa kerusakan dengan mengintervensi sumber listrik dan jalur komunikasi kita. Ini akan menyebabkan sistem menjadi overload dan akhirnya mengalami kerusakan.

Menurut salah satu laporan yang dikeluarkan oleh National Academy of Science Amerika Serikat, apabila badai itu terjadi, sekitar 300 pembangkit listrik di Amerika bisa lumpuh hanya dalam tempo 90 ******* Ini akan memutuskan persediaan listrik untuk 130 juta penduduk.

Setelah jaringan listrik terputus, persediaan air pun akan ikut terputus. Tanpa adanya listrik dan persediaan air, maka perekonomian akan menjadi lumpuh. Tidak ada aktifitas perkantoran dan transportasi seperti pesawat terbang atau kereta api. Bahkan fasilitas vital seperti markas militer atau rumah sakit juga akan ikut lumpuh. Dengan kata lain Chaos!

Tetapi, itu adalah skenario terburuknya.

Kabar baiknya adalah, manusia telah belajar dari masa lalu.

NASA dan badan antariksa negara-negara lain di dunia telah mengetahui dengan jelas kalau solar flare bisa melumpuhkan sistem satelit. Karena itu sejak lama, NASA telah mengirim beberapa wahana untuk mengawasi aktifitas matahari. Saat ini, wahana-wahana tersebut, seperti ACE atau SOHO, masih rajin mengawasi perubahan-perubahan aktifitas yang terjadi pada matahari.

Jika wahana itu mendeteksi adanya CME, maka sensornya akan segera menghasilkan peringatan yang memberikan cukup waktu bagi manusia bumi (kita) untuk mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah sistem satelit kita menjadi “safe mode”. Dengan demikian, kerusakan yang ditimbulkannya akan menjadi sangat minimal. Antisipasi yang sama juga telah dilakukan terhadap infrastruktur dan sumber pembangkit listrik lainnya.

Yup, kita memang telah belajar. Sama seperti kita telah belajar mengantisipasi Millenium Bug Y2K 10 tahun yang lalu.

Karena itu pendapat David Reneke juga mendapat cukup banyak kritikan. Misalnya, dari rekannya sesama astronom Australia bernama Dr. Phil Wilkinson dari Bureu of Meteorology Ionospheric Prediction Service.

Menurutnya, kerusakan pada satelit akan sangat minimal. Bahkan ia menolak anggapan kalau badai matahari yang akan terjadi merupakan yang terkuat dalam 100 tahun terakhir.

“Semua pernyataan-pernyataan ini memang menjual, namun saya yakin semuanya terlalu berlebihan.” Katanya. “Pesan yang benar adalah, badai matahari yang akan datang sama saja bahayanya dengan badai-badai matahari sebelumnya.”

Dr. Wilkinson juga mengatakan kalaupun sistem komunikasi terganggu, maka sifatnya hanya akan sementara dan lokal. Selain itu, ia punya alasan lain. Menurut pemantauan para astronom, aktifitas matahari dalam siklus kali ini ternyata tidak sekuat seperti yang diperkirakan sebelumnya. Ini membuat para astronom matahari percaya kalau matahari mungkin bisa memasuki masa “little ice age”. Pengamatan ini berbanding terbalik dengan prediksi Reneke.

Jadi, tidak perlu kuatir.

Disaster Plan

Baiklah, sekarang, anggaplah kalian masih kuatir dengan badai matahari tahun 2012, kalian mungkin bertanya: “Bagaimana kalau David Reneke yang benar? Lalu apa yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana ini?”

Federal Emergency Management Agency (FEMA), sejenis badan penanggulangan bencana di Amerika, punya jawaban atas pertanyaan ini. Sejak lama mereka juga telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan infrastruktur akibat fenomena ini.

Menurut Craig Fugate, administrator FEMA, paling tidak, efek badai matahari ini mungkin kurang lebih sama dengan efek terjadinya bencana alam seperti topan, banjir atau gempa bumi. Jadi, menurutnya, persiapan standar sudah mencukupi. Seperti menyimpan persediaan air, makanan, peralatan P3K, batere cadangan dan senter serta peralatan memasak.

Dengan kata lain, apa yang perlu kita persiapkan sama saja dengan persiapan menghadapi bencana alam pada umumnya.

Karena itu, tidak perlu kuatir sama sekali. Jika sistem telekomunikasi kita lumpuh, memang kita tidak bisa menggunakan handphone, blackberry atau facebook. Tetapi, saya percaya kita akan tetap bisa bertahan hidup.

(taken from: Jan H. Rapar - http://jahenra.blogspot.com/)