(sambungan dari Holiday Travel Report part 1 & 2)
Didalam tenda kami masih kedinginan...karena memang kita sudah kehujanan, cuaca pun sangat dingin. Setelah beberapa waktu kita membereskan tenda, barulah kita bisa sedikit tenang. Kita mencoba mengobrol untuk menghangatkan suasana sambil mencari makanan untuk bisa kita makan.
Diluar sudah semakin gelap. Kita mendirikan 2 tenda yang bersebelahan. Kita masih bisa mengobrol antara tenda perempuan dan laki-laki. Sebenarnya ada makanan yang rencananya mau kita buat, ada sardin, mie, dll, tetapi kita sudah malas untuk keluar karena tidak bisa membuat api unggun dan memang dingin sekali. Biskuit dan coklat adalah pilihan menu utama malam itu. Ivan saat itu tidak enak badan sehingga setelah minum obat dia langsung tertidur. Aku sendiri amat sulit tidur, kantong tidur yang kita buka masih terasa dingin di punggungku, beberapa kali harus bangun agar bisa dihangatkan dengan cara menggosok punggung, tangan dan kaki agar kembali hangat. Kaos kaki dan topi 'kupluk' tidak bisa banyak membantu.
Akhirnya, hal yang aku takutkan muncul...kebelet pipis. Dengan terpaksa keluar tenda membawa senter dan..whola..pemandangan spektakuler terlihat. Selain 'penguhuni' hutan Gunung Merbabu, terlihat juga pemandangan lampu-lampu di bawah gunung, bulan purnama yang bersinar tertutup awan tipis, awan bergulung dikejauhan...sensasi itu benar-benar tidak terlukiskan. Sambil buang air kecil, aku menikmati pemandangan tersebut. Aku bilang ke teman-teman, pemandangan diluar sangat luar biasa.
Malam itu selain kita mengobrol, Ivan sempat mengabadikan luar biasanya pemandangan diluar dengan kameranya. Ada juga pendaki yang berdatangan malam itu, rombongan dari pencinta alam Bank Mandiri (yang ribut luar biasa itu). Malam itu, aku dan Agung tidak bisa tidur, malah aku masuk angin. Tetapi akhirnya menjelang subuh bisa tertidur sebentar.
Pagi hari kita bangun dengan semangat dan langsung membuat air panas serta makanan. Thanks to Ririn dengan peralatannya yang lengkap dan sangat compact! Mie rebus dengan kornet menjadi menu utama selain ronde dan teh panas. Kita makan sambil menikmati suasana pagi hari yang sensasional. Tetapi pagi itu dirusak dengan hal kedua yang aku takutkan..buang air besar! Ugh! menyebalkan! akhirnya, mau tidak mau aku harus mencari 1 tempat untuk 'menabung'. Setelah foto-foto dan mengobrol, kita akhirnya beres-beres, dan siap untuk melakukan perjalanan menuruni Merbabu.
Ternyata bagiku, perjalanan turun tidak menyiksa lagi hanya perlu extra hati-hati karena licin dan takutnya kaki engkel atau keseleo. Kita melakukan perjalanan turun tersebut kurang lebih 2 jam. Ivan yang paling menderita saat turun karena dengkulnya sakit sehingga Agung dan aku membawakan barang-barangnya agar kakinya tidak ada beban yang bisa membahayakan.
Lega rasanya melihat keramaian lagi sekaligus ada perasaan sedih dan penasaran untuk ingin kembali lagi ke atas Merbabu. Kita sudah bertekad bahwa lain waktu kita harus naik lagi dengan kondisi lebih siap (maksudnya siap di sini kita harus berlatih fisik dulu dengan baik - terutama aku...hahaha...). Tiba di rumah Agung kita langsung membersihkan semua peralatan kita dari tas, sepatu, tenda dan lain-lain. Selain itu kita juga sudah disuguhkan makanan yang sangat enak, sayur lodeh, tempe, krupuk...pokoknya maknyos!
Siangnya kita tidur dan sorenya kita ke kafe Banaran di Salatiga dekat perkebunan kopi. Aku dan beberapa teman yang lain jalannya sudah kayak robot, susah ditekuk kakinya..hehehe. Kita menikmati malam itu dengan ngopi dan makan. Ditutup dengan bermain kartu hingga kita lelah dan tidur. Seperti biasa aku tidak bisa tidur sehingga meminjam laptop (baru) Agung dan menuliskan sebagian perjalanan kita ini. Agung pun menemani sambil kita mengobrol banyak soal kehidupan, soal rencana-rencana dan pelayanan. Memang paling enak bertukar pikiran dengan orang yang satu ini, wawasannya luas, pandangannya akan sesuatu kadang kolot tapi dia terbuka untuk hal-hal baru, cara dia menyampaikan pikirannya sangat mudah untuk kita cerna & bahkan bisa terpengaruh. Tidak terasa sudah hampir jam 2 pagi...
Jam 8 pagi itu kita bersiap berangkat ke Jogja, Ririn sudah dijemput Pak Lili untuk melakukan perjalanan sendiri. Sebelumnya pagi-pagi kita pergi ke pasar Ampel, mencari jajanan pasar, Agung, kakaknya dan Steven pergi main tennis (hebat banget ya). Kita juga sempat mampir makan soto di Boyolali yang enak banget untuk sarapan pagi. Sepanjang perjalanan tentunya kita bersendagurau, saling mencela (seperti biasa) dan berbuat kekonyolan. Setibanya di Jogja kita kembali dipusingkan dengan pencarian hotel yang hampir semua hotel di sana penuh. Sepertinya orang Jakarta banyak yang berweekend disana. Akhirnya setelah berputar-putar Jogja dan mendapat rekomendasi dari Gatot (teman SPH dulu), kita menginap di hotel Madukoro.
Acara berikutnya kita bertemu dengan rombongan Yuda untuk sama-sama mau ke tempat Tisha (setelah sebelumnya mengantar Aswin ke stasiun Tugu untuk dia pulang ke Jakarta).
Ada pengucapan syukur keluarga katanya. Bertemulah kita dengan Lisa, Tiwi dll, pokoknya jadi campur sari. Setelah beberapa lama dirumah Tisha, kita akhirnya berpisah rombongan (kita tetep dengan formasi aku, Agung, Ita, Putri, Maytha, Ivan, Steven). Perjalanan berikutnya spend our night at Malioboro, nyobain kopi areng (bu Jenny mesti dikasi tau nih tempatnya) dan foto-foto disekitar Malioboro. Ada beberapa info yang aku dapet dari beberapa sahabatku itu pada waktu jalan-jalan. Ada yang mencengangkan ada juga yang aku sudah merasakan. Akrab, lelah, seru, menyenangkan, mencengangkan itu yang aku rasakan malam itu.
Hari terakhir pun tiba, kita check out hotel (kecuali kamar Ivan) lalu kita sarapan gudeg di salah satu gudeg yang terkenal (Mbok Jum atau siapalah namanya). Ivan dan Steven ikut rombongan Yuda berkeliling 7 candi, aku, Putri, Maytha, Agung dan Ita keliling Malioboro lagi, dari Eager, Mirota sampai Dagadu asli. Memborong beberapa items nih soalnya mama telepon untuk membeli beberapa kado Natal. Agung dan Ita kembali ke Ampel, Putri kembali ke Ambarawa, Aku dan Maytha pulang kembali ke Jakarta dengan Lion air. Di Bandara dan di pesawat kita berbicara banyak...sangat banyak malah, bertukar pikiran sampai curhat. Nice to share with you May!
Tiba di Jakarta kita masing-masing naik bus Damri ke jurusan Lebak Bulus dan Bogor. Yang tertinggal saat ini kehangatan kebersamaan aku dengan semua mereka. Aku bersyukur mendapat sahabat-sahabat yang bisa menguatkan dan berbagi kehidupan. Kita masing-masing tidak sempurna tapi justru dengan begitu kita bisa saling mengisi. Masih banyak hal yang akan terjadi dalam kelompokku ini...tunggu cerita selanjutnya ya...Thank you for tune in. Take care.
No comments:
Post a Comment