“Auuu!” raungku keras. Nyeri yang amat sangat langsung menyerang seluruh badanku. Sambil terhuyung-huyung dan memegang mata kiriku yang sakit, aku berusaha menenangkan diri bahwa mataku tidak apa-apa.
“Kenapa Cliff?” tanya Mbak Ita khawatir.
“Mataku ketusuk burung SPH mbak, sakit euy” rintihku tidak jelas. Ketika aku hendak mengganti CD di computer untuk memasang film SPH Sentul hasil syuting bersama JAKTV, terjadilah peristiwa itu. Burung besi sialan, umpatku kesal pada diriku sendiri sebenarnya.
Setelah berusaha menenangkan diri, mengairi mata dengan air mata, dan mulai sedikit bisa melihat, aku memutuskan membeli obat mata untuk pertolongan pertama. Ini pasti buruk, pikirku tidak tenang.
Bergegas aku ke Watson, Pondok Indah Mall 2 untuk membeli Insto, lalu ke kamar mandi. Perih, sakit dan nyeri yang amat sangat ketika aku meneteskan berkali-kali obat tersebut. Agak mendingan setelah sekitar setengah jam didalam kamar mandi. Aku saat itu cuma bisa berharap sama Tuhan bahwa mataku bisa kembali normal.
Tak terasa pameran pun sudah nyaris usai, setelah berberes-beres, aku pun segera keluar mall dan mencari taksi. Perih dimata kembali menyerang, bola mata kiriku seperti diperas, aku berusaha tenang dan akupun pulang dengan menahan sakit.
Setibanya dirumah, aku mandi dan mengkompres mataku dengan air hangat. Papa memberi obat matanya pada waktu lalu dimana dia pernah mengalami pembuluh darah dimatanya yang pecah. Malam itu pun menjadi malam penderitaan yang amat sangat buatku…
***
Ternyata kejadian itu berbuntut panjang dengan perginya aku ke dokter spesialis di rumah sakit mata Aini pada esok harinya (disarankan dengan keras oleh teman-teman kantorku) dan harus istirahat beberapa hari. Bersyukur setelah terapi dan obat yang diberikan, hari ini aku sudah pulih kembali, walaupun kualitas pengelihatan masih belum pulih 100%. Aku bersyukur atas dukungan sahabat, semua teman-teman baik teman-teman kantor, teman-teman gereja maupun keluargaku (termasuk sayangku). God bless you all!
“Kenapa Cliff?” tanya Mbak Ita khawatir.
“Mataku ketusuk burung SPH mbak, sakit euy” rintihku tidak jelas. Ketika aku hendak mengganti CD di computer untuk memasang film SPH Sentul hasil syuting bersama JAKTV, terjadilah peristiwa itu. Burung besi sialan, umpatku kesal pada diriku sendiri sebenarnya.
Setelah berusaha menenangkan diri, mengairi mata dengan air mata, dan mulai sedikit bisa melihat, aku memutuskan membeli obat mata untuk pertolongan pertama. Ini pasti buruk, pikirku tidak tenang.
Bergegas aku ke Watson, Pondok Indah Mall 2 untuk membeli Insto, lalu ke kamar mandi. Perih, sakit dan nyeri yang amat sangat ketika aku meneteskan berkali-kali obat tersebut. Agak mendingan setelah sekitar setengah jam didalam kamar mandi. Aku saat itu cuma bisa berharap sama Tuhan bahwa mataku bisa kembali normal.
Tak terasa pameran pun sudah nyaris usai, setelah berberes-beres, aku pun segera keluar mall dan mencari taksi. Perih dimata kembali menyerang, bola mata kiriku seperti diperas, aku berusaha tenang dan akupun pulang dengan menahan sakit.
Setibanya dirumah, aku mandi dan mengkompres mataku dengan air hangat. Papa memberi obat matanya pada waktu lalu dimana dia pernah mengalami pembuluh darah dimatanya yang pecah. Malam itu pun menjadi malam penderitaan yang amat sangat buatku…
***
Ternyata kejadian itu berbuntut panjang dengan perginya aku ke dokter spesialis di rumah sakit mata Aini pada esok harinya (disarankan dengan keras oleh teman-teman kantorku) dan harus istirahat beberapa hari. Bersyukur setelah terapi dan obat yang diberikan, hari ini aku sudah pulih kembali, walaupun kualitas pengelihatan masih belum pulih 100%. Aku bersyukur atas dukungan sahabat, semua teman-teman baik teman-teman kantor, teman-teman gereja maupun keluargaku (termasuk sayangku). God bless you all!
