Monday, December 31, 2007

Sunday, December 30, 2007

Holiday Travel Report (part 2)

(sambungan dari Holiday Travel Report part 1)

Jam 11.30 kita tiba di kaki gunung Merbabu lebih tepatnya Kopeng dengan di antar mobil xenia sewaan yang kebetulan milik kakaknya Agung. Kita menurunkan semua perbekalan dan tas-tas kita di pinggir sebuah masjid. Cuaca hujan dan berkabut. Putri dan Ririn ternyata agak ada masalah sehingga kita akan berjalan dahulu ke pos awal tepat di kaki gunung Merbabu, sedangkan Agung akan menunggu mereka.

Dimulailah perjalanan yang tidak akan dilupakan itu. Aku, Ivan, Aswin, Ita, Steven, Maytha berjalan beriringan, membawa tas kita masing-masing, menggunakan ponco/jas hujan. Jalanan berbatu, licin dan mendaki, sebelah kanan kiri kita ada hutan yang harus kita terobos, tapi tidak lama, lalu pemandangan sebelah sisi kanan kita berubah menjadi terbuka dan terlihat pegunungan yang sangat indah yang mulai berkabut juga. Perjalanan baru beberapa menit nafasku sudah mulai tersengal dan kakiku sudah mulai nyeri dan basah karena sepatu tidak bisa menahan air hujan. Tekadku sudah bulat ingin naik gunung walaupun aku menyangsikan kemampuan diriku.

Menuju tempat start di kaki gunung Merbabu menjadi perjalanan yang sangat panjang, tetapi semua kelelahan dan nafas yang mulai berat itu terhapuskan oleh udara dingin dan pemandangan yang spektakuler. Setelah hampir 1 jam berjalan, akhirnya kita tiba di pos start pendakian (sebelumnya aku dan Maytha sempat nebeng mobil bak terbuka - walaupun hanya 30 detik sudah sampai! konyol!). Ada sekelompok rumah penduduk, ada persawahan dan perkebunan kecil yang menanam kol atau bawang merah.

Di pos tersebut kita menunggu Agung, Ririn dan Putri sambil membeli beberapa perbekalan seperti jas hujan (poncoku sudah robek pas jalan tadi), topi, sarung tangan sampai indomie telor (wah, itu istimewa jadinya karena memang lapar). Petugas 'Ranger' gunung Merbabu sangat ramah, kita diberi penjelasan dan peta untuk keatas. Mereka juga memberikan tips tempat-tempat untuk kita bisa camping dan perhentian-perhentian. Saran-saran dan nasihat-nasihat mereka juga kita simak.

Tak berapa lama sekitar 1 jam menunggu, Agung, Ririn dan Putri tiba di lokasi. Ririn sempat bercerita mengenai adu argumentasi antara Agung dan ayah dari Putri yang tidak menyetujui anaknya naik gunung. Ingat hal itu aku merasa bersalah karena aku juga bilang ke mama hanya hiking biasa...

Setalah istirahat sebentar serta memperbaiki perbekalan dan bawaan, mulailah kita berjalan menuju Merbabu. Setelah terlebih dahulu pamit kepada petugas, kita mulai berjalan melewati desa kecil dan perkebunan serta persawahan. Kita melalui pematang dan menuju 'dinding' gunung. Jalanan berubah menjadi setapak dan berbatu, pendakian dimulai. Kita mulai memasuki daerah hutan, jalanan cukup terjal, lurus dan mendaki. Nafasku mulai sulit lagi, aku sempat berhenti beberapa kali untuk mengatur nafas. Beruntung Agung dibelakangku yang memberi support. "common man, you can do it, take your time, dont rush" begitu katanya berulang-ulang. Teman-teman yang didepanpun menunggu dengan sabar. Kadang kita melewati padang terbuka, kadang pohon-pohon begitu rapat. Kadang jalanan yang kita lalui landai tapi lebih sering berliku dan menanjak serta terjal, tapi masih cukup mudah dilalui. Yang menjadi masalah besar dalam perjalanan itu adalah staminaku.

Setelah berhenti di pos bayangan 1, teman-temanku masih sangat bergairah dan bersemangat untuk mendaki. Yang menjadi surprise kita hari itu adalah Ita - istri Agung - sangat hebat dalam perjalanan itu, staminanya sangat baik, kita malah sempat mempertanyakan sama Agung kenapa dulu dia sempat melarang Ita untuk ikut padahal kenyataannya dia sangat siap. Agung (belakangan pas sudah pulang dari pendakian) menjelaskan bahwa dia melakukan hal itu agar istrinya bersemangat untuk latihan fisik agar staminanya terjaga baik.

Perjalanan pun berlanjut, pendakian rasanya semakin sulit, aku mulai khawatir dengan diriku yang staminanya sudah sangat menurun. Jiwa rasanya ingin berteriak dan menyerah. Keanehan pun mulai terjadi karena lelahnya. Aku sudah berusaha memompa semangat diriku dengan bernyanyi lagu-lagu gereja, Agung juga tak putus-putusnya memberi semangat. Tetapi lagi-lagi, keindahan pemandangan yang sangat spektakuler itulah yang membantu menyemangati diriku. Beberapa kali kita melewati tempat terbuka sehingga bisa memandang ke segala arah dengan bebas. Hujan kembali turun dan udara diatas kian dingin. Keanehan yang sempat aku bilang tadi adalah, suatu energi besar mendekati aku dan Agung ketika teman-teman yang lain sudah jauh didepan. Agung pun merasakannya. Aku belum bisa 'melihat'nya saat itu, hanya merasakan energinya yang begitu kuat bahkan Agung pun merasakannya. Aku berusaha agar pikiranku tidak kosong dan pada saat beberapa kali berhenti untuk atur nafas, aku berusaha mengobrol dengan Agung agar perhatian dia juga beralih.

Syukurlah akhirnya kita sampai pada pos bayangan 2 dengan selamat. Aku melihat dan merasakan juga si Ivan kondisinya juga sudah mulai menurun. Maytha dan Putri juga walaupun mereka masih lebih segar dibandingkan aku dan Ivan. Istirahat serasa hanya semenit, kita harus sudah mulai jalan, waktu sudah menjelang sore hari soalnya. 'Penyiksaan' semakin menjadi-jadi. Langkah sudah semakin terbatas, tiap beberapa tanjakan aku berhenti untuk mengatur nafas. Pikiran sudah mulai buruk, aku bahkan bilang sama Agung, tinggalin aku deh Gung, nanti aku nyusul. Tapi semua teman-teman tetap sabar dengan aku. Ivan pun sudah semakin terlihat lelah, bahkan aku berhasil berjalan tepat dibelakangnya dan membantu support dia juga. Agung dan Steven memang tempat 'buangan' ketika kita sudah tidak kuat lagi membawa barang-barang. Aku pun membantu Ivan membawa plastik kameranya yang lumayan berat, tapi Agung membantu membawakan botol minumku.
Serunya adalah saat itulah kita bisa saling support dan saling menguatkan satu sama lain. Aku pun up down, kadang kuat kadang lelah sekali. Kaki atau bahuku tidak ada masalah, yang menjadi masalah adalah nafasku yang semakin lama semakin berat.

Pos 1 akhirnya kita lewati! Aku sudah mulai menyarankan agar kita berkemah disini saja, waktupun sudah semakin sore. Tetapi teman-teman yang lain belum puas karena kurang tinggi dan pos 2 sudah sangat dekat. Saat itu, karena lelah yang amat sangat, pikiran buruk pun terlintas: "mereka kok gak ngerti sama aku sih, mereka enak sudah biasa, aku ini sudah 1/2 mati sampai sejauh ini, payah, gak setia kawan!" pikiran-pikiran seperti itu muncul. Disatu sisi, aku malu kalau tidak bisa naik lagi. Akhirnya berlanjutlah perjalanan kita ke pos 2. Tidak terlalu jauh, tetapi medan yang kita lalui semakin berat rasanya. Tanganku sudah mulai kaku karena dingin yang hebat, hujan masih turun rintik-rintik dan setiap tetesnya rasanya seperti es di wajahku, sekaligus menyadarkanku untuk tetap bertahan. Agung dan teman-teman tetap support bahkan aku selalu mensupport Ivan agar dia juga bertahan.

Kira-kira jam 5 saat itu, matahari tersembul sedikit diantara awan, kehangatan tiba-tiba mengalir dan kita tiba di pos 2. Perjalanan kita berlanjut hanya untuk mencari spot yang baik untuk mendirikan tenda. Akhirnya kita menemukan suatu tempat yang pas dengan pemandangan yang sangat indah & sulit dideskripsikan - di ketinggian 2400 an....Bergegas kita mendirikan tenda, memasak air dan membereskan semua perbekalan kita. Aku berganti kaos dan celana karena sudah sangat basah, cepat-cepat mengenakan jaket dan topi tebal. Sambil mendirikan tenda dan mengatur semuanya, kita minum ronde panas dan teh panas...udara kian menusuk, dan matahari semakin tenggelam ditelan bumi. Tepat saat semuanya semakin remang-remang dan mulai gelap, 'pemandangan' lain mulai muncul dan aku merasa kita harus cepat-cepat masuk kedalam tenda...

(to bo continued...)

Tuesday, December 25, 2007

Natalku

Seorang pernah mengatakan: “Christmas means a different thing for a different person”. Natal memiliki makna yang berbeda untuk orang yang berbeda. Aku kira pernyataan tersebut tidak dapat disangkal. Aku bersyukur pernah beberapa saat berada di Singapura, yaitu sebuah negara yang sangat sekuler. Dalam kurun waktu sesaat, aku menyaksikan bagaimana negara tersebut sedemikian meriah dan indah pada bulan Desember. Sejak akhir bulan November, lagu-lagu Natal sudah terdengar, baik di hotel, restoran dan pusat-pusat perbelanjaan. Suasananya memang sangat jauh berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namun apa artinya semua itu? Menurut pengamatanku, Natal lebih bernuansa business daripada kerohanian.

Barangkali, untuk seorang anak kecil, Natal berarti hadiah, di mana pada saat Natal, dia selalu mendapatkan barang baru, seperti baju baru, sepatu baru. Tanpa semua itu, rasanya, Natal belum tiba. Hal seperti itu juga yang menjadi pengalaman penulis di masa kecil. Bagi aktivis Gereja, barangkali Natal berarti melakukan berbagai macam kesibukan, mulai dari menghias Gereja dengan berbagai dekorasi yang indah dan asesoris yang mahal, termasuk menghias pohon terang. Selain itu, ada juga kesibukan paduan suara, latihan drama, latihan menari atau berbagai jenis aktivitas lainnya. Memang, dalam kenyataannya, aktivitas anggota jemaat meningkat tajam selama Desember. Namun, pertanyaan kritis dapat diberikan. Apakah tanpa semua itu, Natal menjadi tidak sah? Apakah orang-orang yang sibuk, bahkan dapat disebut super sibuk selama Natal telah menjamin adanya Natal yang sejati? Dalam kenyataannya, tidak demikian. Ada cukup banyak orang yang setelah sibuk dengan berbagai kegiatan Natal, selain mengalami kelelahan, tidak mengalami apa-apa. Segera setelah Desember lewat dan memasuki Januari, segala kesibukan tersebut berakhir, simbol-simbol Natal, seperti pohon terang pun tidak lagi terlihat. Namun apa yang masih sisa?

Barangkali, jawabnya bisa sangat menyedihkan. Tidak ada yang tersisa. Hati kosong, tetap kosong dan bahkan semakin kosong. Orang-orang yang berbuat dosa, tetap berbuat dosa! Dalam kondisi demikian, Natal bukan saja menjadi tidak bermakna, tapi bahkan sesat makna. Natal Sesungguhnya dalam kondisi seperti di atas, Gereja dan umat harus terus-menerus waspada agar tidak terjerat kepada kegiatan dan rutinitas semata. Untuk itu, Gereja harus melepaskan diri dari berbagai pengaruh dunia yang negatif serta terus-menerus kembali kepada Alkitab. Dengan demikian, umat dapat memahami makna Natal yang sesungguhnya.

Alkitab dengan sangat jelas mewartakan adanya makna Natal yang bersifat objektif. Maksudnya, melalui kelahiran Yesus Kristus di hari Natal tersebut, sesuatu hal yang sangat penting dan mendasar terjadi kepada manusia berdosa. “Karena Allah sedemikian mengasihi isi dunia ini, sehingga Ia telah memberikan AnakNya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh.3:16). Itulah kabar baik yang sangat penting dan mendasar diwartakan di dalam Injil Yohanes. Dengan perkataan lain, manusia yang seharusnya binasa karena dosa, beroleh pengampunan dan keselamatan yang pasti. Sesungguhnya, keselamatan dan hidup kekal tersebut adalah suatu anugerah yang sangat berharga yang tidak mungkin dapat dibeli dengan uang atau dicapai dengan kemampuan manusia. Hidup kekal tersebut, juga tidak dapat diberikan oleh agama dan keyakinan apapun.

Namun, sangat disayangkan, sekalipun berita Alkitab tersebut sangat jelas, dalam kenyataannya, banyak orang yang setelah merayakan Natal tetap saja tidak memiliki keyakinan akan pengampuan dosa serta kehidupan yang kekal. Hal itulah yang pernah disaksikan oleh seorang nenek yang telah berusia lanjut. Ketika seorang pendeta bertanya ke mana jiwanya setelah meninggal, dengan ringan nenek tersebut menjawab: “Tidak tahu”. Kiranya hal seperti itu tidak terjadi kepada kita semua. Sebaliknya, kita menunjukkan bahwa sesungguhnya segala kesibukan tersebut di atas keluar sebagai ungkapan syukur karena telah mengalami karyaNya yang sangat ajaib tersebut. Tidak saja demikian, kehidupan seluruh umat yang telah mengalami keselamatan tersebut, harus terus-menerus diilhami oleh teladan Yesus Kristus yang sedemikian sempurna. Keteladanan Yesus tersebut sangat diperlukan dalam membangun masyarakat dan bangsa yang sedang mengalami berbagai macam krisis kehidupan. Teladan seperti apa? Teladan Yesus yang hidup mengasihi, memang sangat diperlukan dalam dunia yang penuh kebencian dan persaingan. Teladan Yesus yang rela berkorban dan semangatNya memberi diri bagi kebaikan sesama, merupakan hal lain yang sangat penting dan mendesak untuk kita miliki, khususnya di dalam dunia yang semakin egois dan tidak perduli kepada sesama.

Kalau boleh menambahkan pada Khotbah malam Natal di gereja GPIB Karunia yang dipimpin oleh Pendeta Paul Waney semalam, beliau menegaskan makna penyelamatan Kristus bagi kita umat manusia yaitu ada 3 hal: Rescue, Restorasi, Rekonsiliasi - kita diselamatkan dari dosa-dosa kita, diri kita diperbaiki menjadi lebih baik oleh-Nya serta hubungan kita dengan Allah dan sesama dibaharui kembali.

Akhirnya, teladan kesederhanaanNya, juga sangat diperlukan dalam zaman yang sangat menonjolkan dan membanggakan kemewahan ini. Di tengah-tengah gaya hidup yang semakin wah dan gemerlapan, ada satu fakta dan realita yang penting untuk direnungkan: Tuhan dan Juruselamat dunia, lahir di dalam palungan. Seorang sahabat baikku - Agung - pernah memberikan sebuah pernyataan yang sangat mengesankan: “Satu-satunya Pribadi yang dapat memilih tempat kelahiranNya, memilih lahir di palungan”. Jika demikian, teladan siapa yang sedang kita ikuti?

Monday, December 24, 2007

Holiday Travel Report (part 1)

Aku bersyukur karena Tuhan menciptakan alam yang begitu hebat, persahabatan yang membuat hidup kita lebih berarti dan perjalanan yang sangat menyenangkan.
Itu yang aku alami beberapa hari belakangan ini dari tanggal 17-23 Desember 2007. Diakhir tahun ini aku bahagia sekali karena bisa merasakan liburan yang sangat menyenangkan.

Diawali dengan Retreat staff 3 kampus SPH di Lembang, Jawa barat dari tanggal 17-18 Desember 2007. Selain menjadi acara penutup tahun 2007 ini, kita juga merefleksikan diri kita terhadap Sang Pencipta. Berkumpul dengan teman2 dari 3 kampus memang sangat menyenangkan, bisa berbagi pengalaman & share kehidupan. Acara diawali dengan cross country yang menyenangkan karena melewati desa setempat serta melewati rintangan yang cukup seru. Sessionnya sendiri diisi dengan mengenal siapa diri kita dihadapan Kristus dan manusia dan bagaimana kita harus bersikap. Acara diakhiri dengan workshop pada keesokan harinya dan diskusi kelompok. Semua berjalan baik dan seperti biasa SPH Sentul ternyata cukup menonjol dengan keaktifan dan keributannya terutama dalam hal foto-foto.
Pulang ke Jakarta harus melewati berbagai FO (Factory Outlet) dan berbelanjalah kita disana hingga tiba dirumah sekitar jama 21.30.

My holiday continue pada hari rabunya untuk pengalaman yang tak terlupakan. Rabu siang itu, janjian dengan Aswin, kita pergi ke Bogor menggunakan Bis Agra. Dengan 'gembolan' yang cukup berat kita memulai perjalanan hari itu. Hujan menyertai perjalanan kita (+kehujanan pula). Bertemu di meeting point dengan Ivan, Ririn & Putri, kita melanjutkan perjalanan ke Ampel, Boyolali, ketempat kelahiran & keluarga Agung dengan menggunakan Bis Raya. Sisca, Pak Adung, Pak Lili & Gilang mengantar kepergian kita itu.


Perjalanan sore menjelang malam itu (tanggal 19 Desember 2007) cukup menyenangkan (awalnya), walaupun posisi tempat duduk kita kurang menguntungkan (dekat WC dan Aswin duduk terpisah dengan kita) & juga macet di beberapa ruas jalan termasuk tol Cikampek. Kita bersenda gurau, foto-foto, termasuklah berbagi cerita, dari yang ringan sampai share masalah keluarga dan hidup.


Setelah melewati perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, tepatnya di kota Tanjung, bis yang kita tumpangi mogok (kira-kira sekitar jam 11 an, setelah perhentian makan malam yang sangat tidak enak dan MAHAL!). 3 jam an kita berhenti, menunggu direparasi. Yang seru dari kejadian itu, seluruh bis Raya yang melewati jalan itu berhenti dan memberikan support (tapi tidak enaknya, penumpang bis yang lain tersebut jadi ikutan telat).


Perjalananan kemudian berlanjut dan tibalah kita di Ampel, Boyolali, tempat kediaman Agung & Ita sekeluarga pukul 08.30 an (setelah sebelumnya kita berjuang menahan bau WC yang mulai menyengat karena air nya sudah habis..hahaha, kebayangkan gak sih?). Kita disambut dengan ramah oleh keluarga besar Agung dan tentunya dengan makanan yang berlimpah (yang pasti ada tempe..hehehe). Setelah melepas lelah sesaat akhirnya kita memutuskan untuk tetap melakukan pendakian ke Merbabu. Bayangkan...gunung Merbabu yang puncaknya setinggi 3.145 m dari atas permukaan laut itu akan didaki...hmm, agak jiper juga aku, soalnya sudah lebih dari 4 tahun tidak mendaki gunung - terus - kondisi badan yang sudah tidak langsing, dan faktor lainnya seperti jarang olahraga dan sebagainya. Jujur, aku sempat berharap acara naik gunungnya batal karena kita sudah terlambat. Tapi ternyata, teman & sahabatku masih bersemangat sehingga aku tidak mau mengecewakan mereka.

Sedikit sejarah Merbabu: Gunung Merbabu (juga disebut Damalung) adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah Timur dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah Barat, Propinsi Jawa Tengah.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Setelah semuanya cukup istirahat, makan dan bersih-bersih, maka segera kita memulai perjalanan yang aku tidak akan pernah lupakan, bermula jam 11 siang tanggal 20 Desember 2007...

(to be continued...)

Sunday, December 16, 2007

Peneguhan Pengurus BPK, Asian Idol, KCYC concert

Hari ini menjadi bagian yang penting juga dalam perjalanan hidupku. Diawali dengan bertugas sebagai Majelis pada peneguhan Pengurus 6 BPK. +/- ada 175 orang pengurus yang diteguhkan hari ini (belum termasuk komisi yang diteguhkan sebelumnya) dari BPK PA, PT, GP, PW, PKB dan yang baru Lansia.

Terharu juga karena sudah 2 periode berturut-turut menjadi pengurus di PT sebagai Ketua dan periode baru ini teman-teman sejawat: Nesa, Lorey, Nunik, Febri, Dina, Anicia dan Mus yang menggantikan teman-teman pengurus sebelumnya: Clifford, David, Nesa, Nunik, Berkat, Robby, Wilson, John dan Febri. Aku hanya bisa mendukung dalam doa dan membantu sekuat mungkin dalam pelayanan Nesa dan team nya. COngratulation ya! Tuhan memberkati pelayanan kalian, sabar dan semangat hingga akhir periode kepengurusan kalian.

Hari ini ini diteruskan dengan menonton konser KCYC bersama Nesa dan teman-teman. KCYC terdiri dari anggota PA dan PT GPIB Karunia. Mereka sangat berbakat dan penampilan mereka luar biasa untuk memuji Tuhan. Konser mereka kali ini dalam rangka pencarian dana guna pembangunan gedung gereja GPIB Karunia yang hendak direnovasi yang memerlukan dana 1,8 milyar. Tetap setia memuliakan Tuhan ya adik-adik...jangan semangatmu kendor. Jangan lupa belajar not juga ya...

Kejutan berikutnya terjadi pada ajang Asian Idol pertama yang ditayangkan live di RCTI mulai jam 21.00 WIB tadi. Ajang ini diikuti 6 negara Asia termasuk Indonesia yang menjagokan Mike Mohede. Hasilnya cukup mengejutkan, Hady Majid dari Singapore menjadi Asian Idol pertama malam ini, padahal persaingan sangat ketat karena semuanya tampil baik (selain Hady, aku memang menjagokan Mike, Jaclyn dari Malaysia dan Mau dari Filipina). Selamat untuk prestasi yang luar biasa ini.

Sudah ngantuk nih, ingin segera tidur karena start tomorrow, retreat staff 3 campus SPH, dilanjutkan hari Rabu pergi ke Salatiga, naik gunung Merbabu dan berakhir di Jogja hingga tanggal 23. Goodnight & take care!

Saturday, December 08, 2007

Sisa Tahun

Kita sudah memasuki bulan Desember, rasanya waktu berlalu seperti angin, aku melewati tahun ini dengan sangat cepat, banyak hal besar juga terjadi di sepanjang tahun ini, tantangan, kesulitan, kebahagiaan, sakit hati, ribetnya dalam pekerjaan dan pelayanan, tetapi semuanya bisa terlewati (tentu dengan bantuan Tuhan) dengan baik. Tetapi banyak hal yang harus diperbaiki dan terus diperjuangkan demi masa depan.

Contohnya, selama 2 minggu belakangan kemaren dalam mempersiapkan Open House SPH dan Parents' Gathering with Pak James Riyadi, aku benar-benar lupa waktu dan merasa seperti potongan film yang bergerak cepat tanpa tahu isi sebenarnya dari film itu, hanya saja endingnya tiba-tiba bisa dirasakan pada saat semuanya sudah selesai. Belum sempat bernafas panjang, pelayanan sebagai Majelis harus terus dilakukan, ada banyak hal yang aku harus belajar dan mengatasi beberapa masalah yang ada, ditambah lagi dengan pengalihan secara bertahap kepengurusan BPK-PT Karunia ini...wuih...cape deh rasanya. Tetapi Tuhan itu sangat baik karena aku dimampukan untuk menjalani semuanya itu dengan sabar dan baik.

Minggu depan adalah minggu terakhir bekerja, banyak hal yang mesti dibereskan, mostly report. Trus, tanggal 17-18 Desember akan ada retreat staff SPH di Lembang, Bandung. Tanggal 19-23 Desember akan ada petualangan bersama temen-temen di SPH untuk pergi ke Salatiga, naik gunung Merbabu dan jalan-jalan di Jogja (sooooo cool!). I'll tell the story later.

Persiapan Natal juga sudah mulai dilakukan dari pasang pohon natal, membuat list kado natal (belum sempet belanja nih..) dan juga mempesiapkan acara natal di Gereja. Nah, yang terakhir itu masih banyak tantangannya, dari panitia yang gak pernah lengkap, yang ngerjain persiapan acara cuma Wilson (aku bantu sedikit). Mudah2an pertemuan senin besok bisa membuahkan langkah kongkrit untuk persiapan yang lebih matang.

Well, mari kita jalani sisa tahun ini dengan semangat tinggi & jadikan refleksi diri agar bisa menghadapi tantangan di tahun mendatang dengan lebih baik lagi. Talk to u guys soon. Take care & GBU!

Monday, December 03, 2007

bye bye ADSL

Well, finally i've got 'cable' for internet at home...fast & easy! First Media sebagai penyedia jasa internet & tv berbayar memang sangat memudahkan semuanya. From now on I can stay online even at home, i can study more from internet (just now, Alex thought me hoe to use torrant...which is great! hahaha...).

Anyway, Open House dan Parents' Gathering SPH Sentul bisa berjalan dengan baik dan mengorbankan tenaga dan pikiran (termasuk pelayanan aku di hari sabtu dan minggu - kalau yang minggu karena sudah tepar dan dampaknya terasa sampai sekarang, badan masih suka meriang - sebenernya masalah kurang jaga badan...hahaha). Puji Tuhan semuanya berjalan baik, tinggal membuat laporan2, maintain yang sudah daftar, kembali ke pelayanan PT dan majelis karena masih banyak yang mesti dibenahi.

Next edition im gonna talk about movies in December, seru2 soalnya, sayang kalau dilewatkan.
Sudah dulu ya...masih download2 lagu nih...hehehe...