Thursday, September 23, 2010

Darah Garuda

DARAH GARUDA adalah film kedua dari TRILOGI MERAH PUTIH yang telah mendapatkan sambutan meriah. Film ini dipersembahkan oleh PT Media Desa Indonesia milik Hashim Djojohadikusumo dan diproduksi oleh Margate House Films yang dipimpin oleh Rob Allyn. Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, DARAH GARUDA dibuat atas kesuksesan MERAH PUTIH, film yang membuat sensasi box office tahun 2009 dan ditonton jutaan penonton di bioskop.

Diputar di berbagai festival film internasional dan pasar film termasuk Pusan, Berlin dan Cannes; saga perang ini telah terjual baik di bioskop, TV, DVD, Video Unduh mapun dalam bentuk hak cipta lainnya di lebih dari 10 negara termasuk Inggris, Jerman, Irlandia, Austria, Swiss dan Republik Ceko.

Sebuah epik dan thriller penuh laga yang terjadi di Jawa selama Perang Kemerdekaan tahun 1947, DARAH GARUDA mengikuti sebuah kelompok heroik tentara gerilya yang dipotret dengan brilian oleh aktor-aktor berbakat papan atasIndonesia (Donny Alamsyah, pemenang Aktor Terbaik untuk film MERAH PUTIH pada Festival Film Bandung 2010, bersama T. Rifnu Wikana, Lukman Sardi dan Darius Sinathrya).

Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda demi menyelamatkan para perempan yang mereka cintai, dimainkan oleh para aktris muda berbakat yang profesional (Rahayu Saraswati, peraih Aktris Terbaik pada Bali International Film Festival 2009 untuk film MERAH PUTIH; Astri Nurdin, dan Atiqah Hasiholan).

Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947.

Kelompok gerilya ini menembus dalam ke Jawa Barat, dimana mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelejen Belanda (dimainkan oleh Alex Komang sebagai Kyai, Ario Bayu sebagai gerilya tangguh Sersan Yanto, Atiqah Hasiholan sebagai wanita penghibur yang trauma Lastri, Rudy Wowor sebagai Mayor Belanda Van Gaartner dan memperkenalkan Aldy Zulfikar sebagai tentara anak Budi).

Dikepung oleh musuh yang mengelilingi, baik musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan ini harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang melawan intrik, perkelahian jarak dekat, pengkhianatan dan kekuasaan luar biasa sebuah maha kekaisaran Eropa, demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan.

(dari berbagai sumber)

No comments: